KALI NDODOT
Kali yang dalam bahasa Indonesia berarti sungai dan ndodot ( jawa ) asal kata dodot yang berarti selendang. Karena kebiasaan orang jawa, seperti Bandung menjadi Mbandung, Bogor menjadi Mbogor demikian pula dodot menjadi ndodot.
Dari judul diatas adalah nama salah satu sungai yang terletak di sebelah timur desa Walikukun. Tiga sungai yang lainnya adalah sungai Kedungprawan yang terletak di sebelah barat desa Walikukun, sungai Kedungprahu yang terletak di sebelah utara desa Walikukun, sungai Wotgaleh yang terletak di sebelah selatan desa Walikukun. Masing-masing sungai mempunyai kisah atau ceritera yang berbeda-beda dan Kali Ndodot tersebut yang bisa penulis dapatkan informasinya dan sayang kisah-kisah atau ceritera tersebut hanya merupakan sebuah mitos belaka.
Kapan cerita itu terjadi dan siapa nama pelakunya tidak diketahui, hanya saja ceritera tersebut disampaikan dari mulut ke mulut dan tidak jelas sumbernya, bahkan hampir tak pernah terdengar bahkan dilupakan orang.
Dari beberapa sumber atau orang yang sudah sepuh (tua) yang sekarang ini ada, yang bisa menceriterakan hanya sedikit saja, sehingga dari beberapa orang tadi, kami berusaha mencoba merangkainya dari ceritera - ceritera yang ada tersebut.
ASAL MULA KALI NDODOT
Pada jaman dahulu kala kapan tak ada yang pernah tahu pastinya, hiduplah sebuah keluarga yang sederhana, mereka belum dikaruniai seorang anak, mereka mengharapkan bisa memperoleh anak dari hasil perkawinan
mereka. Setiap malam keluarga itu berdoa agar kelak dikemudian hari dikaruniai seorang anak, seperti apa yang mereka dambakan.
Kiranya Tuhan mengabulkan doa keluarga itu dan sang ibu mengandung serta melahirkan seorang bayi perempuan yang didambakannya. Hari berganti bulan dan bulan berganti tahun si gadis itu mulai beranjak dewasa dan mulai tampak kecantikkanya. Ia juga gadis yang baik hati suka membantu orang tuanya dan membantu tetangganya yang dalam kerepotan, mereka termasuk keluarga yang miskin, ayahnya bekerja sebagai buruh tani, sedangkan ibunya berjualan di pasar, penghasilan mereka pas – pasan kadang untuk makan sehari-hari saja masih kurang.
Suatu hari ayahnya jatuh sakit dan kemudian meninggal, sehingga si gadis tersebut hanya tinggal dengan ibunya. Hari – harinya diisi dengan membantu ibunya berjualan di pasar.
Suatu ketika di musim kemarau saat hari menjelang petang si gadis itu lewat di dekat sungai itu sendirian, yang tujuannya akan menyeberang dan mengunjungi temannya di dusun sebelah yang terletak di seberang sungai itu. Dusun yang terletak di seberang sungai itu memang agak jauh letaknya dari tepian sungai tarsebut.
Sesampainya di seberang sungai tersebut si gadis itu berhenti sejenak di bawah pohon beringin yang besar, kiranya ia tidak tahu bahwa ada beberapa pasang mata yang mengawasi gadis itu dari balik semak-semak di tepian sungai. Mereka adalah anak-anak muda yang nakal dan sering membuat rusuh di dusunnya.
Gadis itu tidak menyadarinya bahwa ia sedang dalam situasi bahaya oleh rencana dan niat jahat dari tiga pemuda jahil itu. Satu diantara dari ketiga pemuda nakal tersebut, pernah ditolak cintanya oleh gadis tersebut dan kiranya mereka berniat membalas sakit hatinya pada si gadis itu, dengan mengajak temannya.
Entah mendapat kabar darimana bahwa sore itu si gadis akan lewat dan akan berkunjung ke rumah temannya.
Mungkin sakit hati yang dialami, satu diantara ketiga orang pemuda itu yang pernah ditolak cintanya, mereka berniat berbuat jahat kepada si gadis itu.
Ketiga orang pemuda itu keluar dari tempat persembunyiannya dan menghampiri gadis itu. Si gadis panik dan berteriak minta tolong.
Tetapi ada kejadian aneh terjadi pada saat petang itu. Para pemuda yang berusaha melepas pakaian si gadis itu tidak berhasil melepas pakaiannya karena kebiasaan orang perempuan pada jaman dahulu pakaian yang dikenakan adalah jarit dengan melilitkan selendang di perutnya.
Ketika ketiga pemuda itu berusaha melepaskan selendang ( dodot ) dari perut si gadis itu, namun kejadian aneh terjadi. Selendang yang mereka tarik tidak kunjung habis, semakin ditarik semakin panjang saja.
Si gadis pun berteriak minta tolong lagi dan akhirnya teriakan itupun didengar oleh sebagian warga diseberang sungai. Akhirnya para warga datang dan mencari sumber suara tadi dan mereka mendapati ketiga orang pemuda tersebut hendak berbuat jahat kepada gadis itu.
Akhirnya si gadis itu terhindar dari tindak kejahatan dari tiga pemuda nakal tersebut. Ketiga pemuda itu pun akhirnya dibawa oleh warga ke rumah tokoh masyarakat dusun itu untuk diadili.
Dan sejak saat kejadian itu warga dusun di sekitar sungai tersebut sering bila ditanya apabila akan mencuci atau mandi di sungai tersebut menjawab akan ke sungai ( kali ) Ndodot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar